27 Juni 2009

Berlari atau tetap menunggu....

Apa yang harus ku lakukan selanjutnya, ketika ku tahu bahwasannya hari-hariku ini telahmemasuki bulan Rajab. Dua bulan lagi menjaelang bulan yang mulia bagi ummat Islam sedunia, yaitu Ramadlan.
Lalu timbul pertanyaan dalam benakku. Apakah kemudian langkah ini haruslah dipercepat, ataukah sebaliknya, menyimpan tenaga yang ada untuk bekal ketika memasuki bulan Ramadlan. Sepintas logika pikiranku menganggap opsi kedua adalah yang paling masuk akal, dengan dalih, “ya, supaya lebih maksimal dan tidak menghabiskan bensin dulu, maka ada baiknya tenaga yang ada ini disimpan terlebih dahulu. Lalu di keluarkan semaksimal-maksimalnya ketika bulan Ramadlan tiba.” Sepintas serupa dengan logika sebuah kendaraan bermotor yang membutuhkan bahan bakar untuk berlari kencang. Pada awalnya ku berpikir bahwa ketika ku kerahkan semua tenaga di bulan ini, dengan menggunakan logika kendaraan bermotor tadi maka energi yang dialokasikan untuk bulan ramadlan besok mungkin akan terkuras.

“Tapi tidak seperti itu akhi.” ku tersadar, dan terbangun. Logika berpikir yang kugunakan itu keliru, sama sekali keliru. Yang dijadikan bahan bakar sebenarnya dalam konteks ini adalah sebuah hal yang dinamakandengan keimanan. Keimanan akan sebuah balasan yang luar biasa dari Sang Khalik yang sejatinya sudah mempersiapkan pahala bagi siapa yang bersemangat dan bergegas untuk menyambut panggilan-Nya untuk kemudian secara konsisten dan berkesinambungan meng-upgrade ibadah kepada-Nya. Sejatinya, dua bulan ini (sebelum Ramadlan) adalah bulan penempaan. Dua bulan ini adalahbulan penggemblengan, bulan persiapan, apakah kita kemudian sudah siap ketika akan menginjakan kaki kita di bulan Ramadlan. Jangan sampai bekal kita kurang, jangan sampai apa yang kita persiapkan, apa yang kita benahi dalam rangka menyambut tamu agung terlewati dengan tindakan-tindakan kita yang biasa saja.

So akhi.. . Jadikan bulan ini bulan yang penuh dengan kesempatan. Kesempatan tuk memperbaiki diri. Dengan semangat mendekatkan diri pada Illahi Rabbi, demi menyambut tamu agung yang di tunggu-tunggu. Tamu agung seluruh ummat Islam di dunia. Janganlah ragu akhi, untuk melangkah lebih cepat, bahkan berlarilah secepat apapun juga semampumu. Jangan lemah, Jangan patah semangat, Jangan sia-siakan waktu hidupmu, karena setiap detik begitu berarti, apalagi di bulan Rajab ini. Tingkatkan amal yaumi, kokohkan keimanan, dan perkecil waktu luang kita. Selamat berlari, gapai kecepatan maksimum dengan akselerasi optimal..

Alloohumma Baarik Lana Fii Rojabin Wa Sya’baana, Wa Ballighna Ramadhaana.

Tidak ada komentar: